Ringkasan mite beserta unsur intrinsik, nilai yang
terkandung dan hal menariknya.
Ringkasan dan Analisis Mite Cerita Rakyat 'Asal-usul Munculnya Padi'
Asal-usul Munculnya Padi
Dewi Sri melaporkan bahwa di sebuah tempat yang bernama Buana Panca
Tengah belum terdapat kebutuhan hidup. Sunan Ibu menyuruh Dewi Sri untuk pergi
ke tempat tersebut. Dewi Sri pun segera pergi ke Buana Panca Tengah bersama
Eyang Prabu Guruminda, tetapi Dewi Sri berubah wujud menjadi sebutir telur.
Telur (Dewi Sri) yang dibawa Eyang Prabu Guruminda terjatuh dan ditemukan oleh
Dewa Anta. Dewa Anta memelihara telur tersebut sampai telur itu menetas menjadi
Dewi Sri. Ketika Dewi Sri beranjak dewasa banyak raja yang ingin meminangnya.
Namun, tak ada seorang pun yang diterima oleh Dewi Sri karena Dewi Sri di Buana
Panca Tengah bukan untuk mencari suami melainkan untuk melaksankan tugas dari
Sunan Ibu. Dewi Sri lama-lama menderita dan jatuh sakit, sampai akhirnya
meninggal dunia. Tetapi sebelum Dewi Sri meninggal, Dewi Sri
memberikan amanat terakhir, yaitu “Bila tiba
saat aku meninggal dan bila kelak aku sudah disemayamkan, akan terdapat suatu
keanehan-keanehan pada pusaraku”.
Dan ternyata amanat terakhir tersebut benar adanya. Suatu hari ada
kakek-nenek yang sedang mencari bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Suatu ketika kakek-nenek tersebut menemukan pusara yang ditumbuhi
tanaman yang belum pernah ditemuinya. Lalu kakek-nenek tersebut berniat untuk
memelihara tanaman tersebut. Dengan penuh kesabaran dan ketekunan akhirnya
butir-butir buah yang berwarna hijau itu mulai merunduk dan menguning.
Kakek-nenek tersebut memetiknya dan mencoba merasakan rasanya dan ternyata
isinya putih dan rasanya manis. Timbul inisiatif untuk menanamnya kembali dan
timbulan keajaiban karena dengan seketika butir-butir tadi berubah menguning.
Kakek-nenek pun segera memetiknya kembali. Kakek dan nenek pun kebingungan
untuk memberi nama tanaman aneh tersebut. Tiba-tiba nenek mengusulkan bahwa berhubung kakek dan nenek selalu bingung
tidak bisa ada keputusan dan sukar untuk memilih, yang dalam bahasa Sunda
disebut “paparelean”, maka disebutlah buah itu dengan nama “Pare” (padi).

1.
Tema :
tanggung jawab.
2.
Alur :
maju.
3.
Tokoh dan penokohan :
v Sunan
Ibu : bijaksana,
v Dewi
Sri : baik hati, penurut, menepati janji,
dan bertanggung jawab,
v Eyang
Prabu Guruminda : pengabul permintaan,
v Raja :
keras kepala,
v Kakek-Nenek : sabar dan tekun.
4.
Latar :
v Tempat
: Taman Sorga Loka, Buana Panca
Tengah.
v Waktu
: pada suatu zaman.
v Suasana
: menderita, indah nan damai, dan
bahagia.
5.
Sudut Pandang : orang ke tiga serba tahu
6.
Konflik :
ketika Dewi Sri ditugaskan pergi kesebuah tempat yang bernama Buana Panca
Tengah untuk memberi pertolongan berupa berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
7.
Amanat :
Kita harus bertanggung jawab dalam melaksanakan suatu tugas dan jangan
mengingkari sebuah janji.
8.
Gaya Bahasa : mudah diipahami.
9.
Nilai – nilai yang terkandung :
a.
Nilai budaya : bersemedi untuk memohon
petunjuk.
b.
Nilai moral : Memberi pertolongan berupa
berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
c.
Nilai religius : Percaya dengan kehendak
Yang Maha Kuasa.


0 komentar:
Posting Komentar