Ringkasan legenda beserta unsur intrinsik, nilai yang
terkandung dan hal menariknya.
Ringkasan dan Analisis Legenda Cerita Rakyat 'Asal Mula Minangkabau'
Asal Mula Minangkabau
Disiapkannya anak-anak gadis Datuk
Tantejo Garhano untuk berhias dan menyambut kedatangan Kerajaan Majapahit.
Ketika musuh dari Kerajaan Majapahit datang, mereka terheran-heran dengan
perilaku anak gadis-gadis itu. Setelah selesai menjamu makanan yang telah
disediakan oleh Kerajaan Pagaruyung, Datuk segera mengajak pemimpin pasukan itu
menuju istana. Disana raja telah menunggu. Maksud kedatangan Kerajaan Majapahit
karena diutus untuk menaklukan Kerajaan Pagaruyung. Raja dan pimpinan pasukan
itu berunding sehingga menghasilkan kesepakatan bahwa dari Kerajaan Majapahit
setuju akan ajakan raja dalam berperang damai dengan mengadu kerbau.
Kerbau besar, kuat, dan tangguh
sudah disiapkan oleh Kerajaan Majapahit, sedangkan dari Kerajaan Pagaruyung
hanya menyiapkan seekor anak kerbau yang dipasang besi runcing pada bagian
mulut. Tetapi dalam pertandingan itu anak kerbau itulah yang menang, karena
anak kerbau itu telah dibuat lapar . Sehingga anak kerbau itu menganggap kerbau
milik Kerajaan Majapahit sebagai induknya. Didorong-dorongnya perut kerbau
sampai terluka hingga jatuh di tanah. Rakyat Pagaruyung pun bersorak-sorak atas
kemenangan “manang” anak kerbau itu. Dan Kerajaan Majapahit pun dipersilahkan
untuk kembali ke Majapahit dengan damai. Kata Manang Kabau menjadi tersebar
dimana-mana, hingga pengucapannya menjadi Minangkabau. Untuk mengenang
peristiwa tersebut, penduduk Pagaruyung membangun sebuah rangkiang (loteng)
yang atapnya menyerupai bentuk tanduk kerbau. Dan daerah itu dinamai daerah
Minangkabau.

1.
Tema : perdamaian
2.
Alur :
maju
3.
Tokoh dan penokohan :
v Raja
Pagaruyung : adil, bijaksana, semangat, tidak
pantang menyerah, cekatan, tidak gegabah, sabar,
v Panglima
Kerajaan Pagaruyung : gegabah,
tidak sabar,
v Paman
Penasehat Raja : bijaksana,
hati-hati, tidah gegabah,
v Datuk
Tanterejo Garhano : sopan, lembut, ramah,
v Anak
gadis Datuk : bertatakrama dan lembut,
v Pasukan
Majapahit : polos, mudah dikelabuhi,
v Pemimpin
Pasukan : suka damai, gampangan.
4.
Latar :
v Tempat : Kiliran Jao, perbatasan, Sumatra
Barat, padang luas, tanah lapang, istana, ruang sidang.
v Waktu : dahulu, esok hari,
v Suasana : ramai, hening, memanas, tidak
sabaran,
5.
Sudut pandang : orang ketiga serba tahu
6.
Konflik :
Kerajaan Majapahit yang ingin menang dalam menaklukan Kerajaan Pagaruyung.
7.
Amanat :
v musyawarah
sangat diperlukan untuk menghadapi masalah yang ada,
v berkepala
dingin dalam menyelesaikan sesuatu,
v jangan
gegabah,
v perdamaian
lebih baik daripada pertumpahan darah.
8.
Gaya bahasa : komunikatif dan mudah dipahami
9.
Nilai-nilai yang terkandung :
v Nilai
sosial : Raja selalu
merundingkan atau bermusyawarah dalam menghadapi masalah.
v Nilai
moral : mengajak
perdamaian, karena itu merupakan perbuatan yang baik.
v Nilai
estetika :
bahasa yang digunakan mudah dipahami dan menarik.
v Nilai
agama : berusaha untuk menjaga
agar tidak ada pertumpahan darah.
v Nilai
pendidikan : mengajarkan kita untuk
selalu bersemangat dan tidak gegabah.








0 komentar:
Posting Komentar